Rabu, 03 Agustus 2016

Puisi Keduapuluhlima

Hening

Gema Adzan memecah kehengingan malam.
Tiap Lafadz yang terucap membangkitkan gelora yang mulai memudar.

Ayat demi ayat bagai candu rinduku kepada Sang Pencipta.
Air menjadi suci ketika membasuhi diri yang hina ini.

Tak ingin ku akhiri malam ini dengan kerinduan semata.
Tak ada sepi dan belenggu di satu purnama ini.

Lebih baik aku luapkan perkara hati ini melalui sujud dan doa kepada sang ilahi.
Semoga esok kerinduan ini terulang kembali dan menjadi abadi.

Jakarta, 5 Ramadhan 1437 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar