Senin, 01 Agustus 2016

Puisi Keduapuluhdua

Hujanku

Hujanku kini bersenandung bersama malam.
Kuhiraukan suara bising di keramaian kota.
Hujanku kini berselimut rindu.
Menepis segala ragu dalam balutan irama bergerumuh.
Hujanku kini bersemayam dalam kalbu.
Menusuk hingga tandu di dalam sukma yang beradu.
Hujanku kini,
Hanyalah alasan diriku untuk merindukanmu.

Jakarta, 20 Mei 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar