Senin, 01 Agustus 2016

Puisi Keduapuluhtiga

Tulis

Menulisku pada selembar kertas yang telah kupersiapkan.
Pena bertinta hitam sudah berada di jemari tanganku.
Pikiranku sekarang beradu dengan imajinasiku.

Semua kata telah aku tuangkan.
Semua rasa telah aku luapkan.
Semua angan kini menjadi kenangan.

Kertasku kini menjadi ramai.
Seolah gaduh mengadu satu dengan kata yang lain.
Aku bertaruh.

Kalimat ini mungkin tak seindah parasmu yang lugu.

Jakarta, 21 Mei 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar