Rabu, 03 Agustus 2016

Puisi Ketigapuluhtujuh

Pendusta

Aku bukan orang yang suci.
Terkadang sesekali diriku bersujud pada takdir yang kubuat sendiri.
Bagaikan gelap adalah cahaya penerang hidupku.
Dan dosa adalah teman sejagat kalbuku.

Aku sering mengurung diri di depan tembok ratapan diri.
Memahat sejuta janji untuk mengubah diri menjadi lebih baik lagi.
Walau kusesal diri ini hanya mencibir hati.
Tanpa sadar kalau janji ini tak pernah aku tepati.

Dibalik pengakuan ini aku berjanji sekali lagi.
Untuk tidak mendustai diri.
Walau jiwa ini cukup yakin.
Esok tak pernah hadir membawa jawaban pasti.

Kota Daeng, 20 Juli 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar