Sabtu, 28 Mei 2016

Puisi Keempat

1/3 Malamku

Terasa asing dan seolah berada tak disini.
Malam sungguh memilukan.
Baik kisah maupun cerita tak terdengar pada malam ini.
Semua hening hanya kita yang tahu.

Menyusuri kota dengan nestapa.
1/3 malamku semakin dingin.
Langit membatasi sejuta impianku.
Aku malas untuk bermimpi.

Semua perihal kita.
Halaaaah..
Membunuh malamku ketika membayangkanmu.
Simpan tangismu untuk malam berikutnya.

Aku ingin sepi bersama tumpukan buku yang telah aku siapkan.

Jumat, 20 Mei 2016

Puisi Ketiga

Pikirku

Terjebak aku dalam keheningan malam.

Bisu aku dalam gelap.

Pikirku ini akan berlalu ketika Matahari hadir bersama semangatnya.

Tapi, gelisahku kian memberontak tiap sadarku menjelma menjadi kehampaan.

Senin, 16 Mei 2016

Puisi Kedua

Pertanyaan Hati?

- Atas dasar apa kau mencintaiku?
Sedangkan untaian kata nan indah jarang kau lontarkan kepadaku.

- Atas dasar apa kau ingin bersamaku?
Bukankah jarak tampak membuat kita menjadi berbeda.

- Atas dasar apa kau meninggalkanku?
Sadarkah aku hanya mengujimu dengan terus bertanya akan ketulusanmu kepadaku.

Hatiku Bodoh!

Tak pantas aku bertanya kepada hatiku sendiri.

Bolehkah kumiliki hatimu untuk menutupi keraguanku ini?

Puisi Pertama


Insomnia

Dikala orang-orang sedang terjaga.

Aku hanya bisa menatap dan tertegung melihat tembok yang membisu dibalik pintu yang telah tertutup rapat.

Gelapnya malam seperti sebuah peringatan keras yang ditujukan kepadaku untuk segera menutup 2 bola mata ini.

Ketika ayam berkokok sebagai pertanda hari baru telah tiba.

Akupun tetap sama menatap tembok dengan bayangan pintu dari pantulan cahaya dibalik jendela.

Maafkan aku mata.

Aku telah berupaya sekuat mungkin untuk mengistirahatkanmu.

Tapi apa daya, pesona Malam dan Pagi hari tak boleh terlewatkan olehku.