Rabu, 03 Agustus 2016

Puisi Keduapuluhsembilan

Realitas

Menurutku dialog kebenaran tak perlu kita lakukan.
Realitas pada hakikatnya semu.

Intuisiku yang membenarkan segalanya.
Jagat Raya telah bersaksi hingga Bima Sakti menyanggupi pendapatku itu.

Dini hari kita akan membungkam segala yang pasti.
Meski aku benci untuk dicaci.

Jakarta, 15 Juni 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar