Ada Apa Dengan Cinta?(2002)
Film ini
bagi sebagian orang hanya bercerita tentang pergolakan Cinta pada masa SMA saat
itu. Dan menurut saya itu benar adanya, akan tetapi saya ingin mencoba
menelisik film ini dari perspektif yang berbeda. Kita ketahui sosok Rangga
(Nicholas Saputra) yang bersikap dingin dengan keadaan disekitarnya tapi secara
‘diam’ dia juga peka dengan manusia pada lingkungannya atau bisa dibahasakan
“Humanist”. Seperti dia memperlakukan Pak Wardiman (Mang Diman) layaknya
ayahnya sendiri. Pak Wardiman merupakan penjaga sekolah dan sekaligus orang
yang mendaftarkan puisi Rangga dalam lomba puisi disekolahnya meskipun hal
tersebut diluar dari sepengetahuan Rangga sendiri.
Selanjutnya
primadona dalam film AADC adalah Cinta (Dian Sastrowardoyo) kita ketahui bahwa
Cinta memiliki peran yang sangat penting dalam film tersebut. Sosok Cinta yang
sangat care terhadap sahabatnya bahkan kedekatan dia dengan “Geng Cinta”
seperti layaknya keluarga sendiri. Tapi, Cinta sendiri memiliki sifat yang
menginginkan pengakuan dari lingkungannya sehingga dia cukup kecewa ketika
lomba puisi yang diadakan di sekolahnya dimenangkan oleh Rangga. Padahal,
teman-temannya telah mengeluh-eluhkan namanya pada saat akan dibacakannya nama
pemenang puisi oleh Bapak Kepala Sekolahnya.
Puisi.
Inilah yang memberikan kesan romantis dan menarik dari film AADC. Bahkan tanpa
disadari berawal dari puisilah terjadi kedekatan Rangga dan Cinta akan tetapi
pertengkaranpun diawali oleh puisi. Seperti ketika Rangga memenangkan lomba
puisi dan Cinta hendak mewawancarai Rangga untuk dimuat di mading sekolah, Tapi
Rangga menolak dan bersikap acuh terhadap Cinta sehingga membuat Api permusuhan
diantara mereka berdua. Tapi, merekapun menjadi damai ketika Cinta
mengembalikan buku Rangga yang berjudul “Aku” karya Sjuman Djaya yang sempat
terjatuh ketika keduanya berselisih paham.
Saya
pribadi sedikit merasa bingung kenapa buku “Aku” menjadi referensi bacaan dalam
film tersebut. Padahal setelah saya membaca buku tersebut hingga tuntas, saya
tidak mendapatkan kesamaan “Benang Merah” antara buku tersebut dan Film AADC.
Sedikit menggambarkan bahwa dalam buku tersebut tidak lain adalah kisah perjalanan
hidup Chairil Anwar dan narasi dalam buku tersebut menggambarkan pergolakan
masyakarat Indonesia dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia. Mungkin dalam
benak saya, buku tersebut sengaja dihadirkan sebagai upaya untuk meningkatkan
kepekaan masyarakat terhadap sastra Indonesia yang kian menurun. Apalagi dalam
buku itu menceritakan Chairil Anwar yang merupakan sastrawan legendaris di Indonesia.
Bahkan bukan saja itu, kita mampu membayangkan kondisi Indonesia pada saat itu
yang digamabar dalam buku tersebut mengalami pergolakan hingga peperangan yang
cukup sengit terhadap penjajah. Ditambah Rangga mengagumi sosok Chairil Anwar.
Rangga
dan Cinta merupakan 2 insan yang berusaha menyatu tapi tak sanggup untuk
berkata jujur akan perasaan mereka berdua. Mereka berpuisi sebagai media
kejujuran tapi lisan mereka seolah beku untuk mengatakan yang sebenarnya mereka
berdua rasakan selama ini. Hingga pada suatu hari Rangga memutuskan untuk
pindah ke New York demi melanjutkan pendidikan dan hidupnya disana bersama
Ayahnya tercinta. Kabar kepergian Rangga dari Pak Wardiman sontak membuat Cinta
terkejut dibuatnya. Akan tetapi berkat dari dukungan “Geng Cinta” akhirnya
Cinta mengambil langkah nekat untuk menyusulnya ke Bandara.
Pertemuan
mereka di Bandara tidak mendapatkan hasil yang memuaskan untuk Cinta sendiri
dikarenakan Rangga tetap pergi meninggalkannya. Adegan Ciuman mereka seolah
menyiratkan sebuah gambaran Romantisme yang terjadi dari kedua insan yang jatuh
cinta tersebut. Akan tetapi takdir dan jarak harus memisahkan mereka. Sebelum
Rangga benar-benar pergi dari kehidupan Cinta, Dia memberikan sebuah buku saku
kepada Cinta untuk dibacanya pada halaman terakhir. Ternyata terdapat puisi
yang sengaja ditujukan kepada Cinta;
Perempuan datang atas nama cinta
bunda pergi karna cinta
digenangi air racun jingga adalah wajahmu
seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya
meninggalkan hati untuk dicaci
lalu sekali ini aku melihat karya surga
dari mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta
tapi aku pasti akan kembali
dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya.
bukan untuknya, bukan untuk siapa
tapi untukku
karena aku ingin kamu,itu saja.
bunda pergi karna cinta
digenangi air racun jingga adalah wajahmu
seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya
meninggalkan hati untuk dicaci
lalu sekali ini aku melihat karya surga
dari mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta
tapi aku pasti akan kembali
dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya.
bukan untuknya, bukan untuk siapa
tapi untukku
karena aku ingin kamu,itu saja.
Pesan dari puisi tersebut menyiratkan bahwa Rangga
akan kembali demi Cinta yang menunggunya. Well,
semoga saja Rangga kembali dalam satu Purnama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar