Rabu, 15 Juni 2016

Puisi Kesembilanbelas

Waktu

Waktu berjalan tertatih menanggalkan bekas di hati.

Butiran Pasir dalam wadah beku seolah pertanda bisu di hari itu.

Di telaga itu dirimu pernah bersenandung bersamaku.

Nada yang teruntai hanya menguap di persinggahan udara yang menusuk.

Waktu itu singkat.
          dan
Abadi itu panjang.

Tak perlu berbicara waktu karena hanya membuang-buang waktu.

Lebih baik jika dirimu menjadi Abadi dalam Puisi ini.

Jakarta, 13 Mei 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar