Senin, 13 Juni 2016

Puisi Keempatbelas

Tangis Membekas

Air mataku tak terasa telah membanjiri ruanganku yang begitu sempit.
Buku-buku yang selama ini menjadi acuan hidupku.
Seolah hanyut dalam derasnya tangisku.

Sebabku menangis bukan karena aku patah hati atau aku merana dalam kesendirian.
Tapi, tangisku karena melihat kaum wanita yang tak mendapatkan pendidikan yang layak sepertiku.

Wahai para pemangku kekuasaan.
Tak sedihkah dirimu melihat ruanganku hanyut akan tangisku?
Aku tak menuntut harta.
Pintaku hanya kesetaraan.

Biar aku, kamu, dan kita membangun negara ini untuk menjadi lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar